TIMES FAK FAK, PENAJAM PASER – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dinilai berpotensi menjadi rujukan pembangunan kota masa depan di Indonesia.

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie menyebut IKN memiliki nilai strategis karena dibangun dari tahap awal, sehingga dapat menjadi laboratorium perencanaan dan pembangunan perkotaan yang bisa direplikasi di daerah lain.

“IKN dapat menjadi acuan dan referensi bagi pembangunan kota masa depan Indonesia,” kata Ilham Akbar Habibie saat menyampaikan paparan terkait IKN di kawasan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kamis (25/12/2025).

Ia menegaskan, dari sudut pandang keinsinyuran, pembangunan IKN memberikan ruang besar bagi inovasi karena dirancang dari nol dengan pendekatan teknologi, keberlanjutan, dan tata kota modern. Karena itu, peran insinyur menjadi krusial sebagai penggerak utama pembangunan, terutama di tengah era reindustrialisasi dan digitalisasi.

“Insinyur memiliki peran penting sebagai aktor utama pembangunan,” ujarnya.

Sejalan dengan itu, Otorita IKN bersama PII mendorong penguatan peran mahasiswa di Kalimantan Timur sebagai calon insinyur muda yang diharapkan dapat berkontribusi langsung dalam pembangunan IKN. Upaya ini ditujukan untuk menyiapkan generasi muda sebagai calon pemimpin dan profesional masa depan.

Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono menjelaskan, pembangunan IKN kini memasuki tahap strategis. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2025, IKN diproyeksikan berfungsi sebagai Ibu Kota Politik Indonesia pada 2028.

Menurut Basuki, kolaborasi antara Otorita IKN, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, dan PII menjadi bagian dari strategi untuk melibatkan generasi muda dalam proses pembangunan dan pengembangan IKN secara berkelanjutan.

Kolaborasi tersebut diwujudkan melalui kegiatan Mahasiswa Kaltim Goes to IKN 2025, yang diikuti oleh sejumlah perguruan tinggi di Kalimantan Timur, antara lain Universitas Balikpapan, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Politeknik Negeri Samarinda, serta beberapa universitas lainnya.

“Pembangunan yang dilakukan saat ini diarahkan untuk menyiapkan IKN menuju 2028. Artinya, secara konstitusional dan hukum, Indonesia akan memiliki Ibu Kota Politik pada tahun tersebut,” kata  Basuki. (*)