https://fakfak.times.co.id/
Berita

Jejak Pesantren dalam Pendidikan Modern: Adab dan Sains yang Tak Tertulis

Kamis, 16 Oktober 2025 - 09:44
Jejak Pesantren dalam Pendidikan Modern: Adab dan Sains yang Tak Tertulis ILUSTRASI: Lebih dari sekadar lembaga agama, pesantren juga berperan sebagai pusat peradaban budaya dan tradisi intelektual (FOTO: tebuireng.online)

TIMES FAK FAK, JAKARTA – Di tengah derasnya arus modernisasi pendidikan, pesantren tetap memegang teguh satu nilai yang tak lekang oleh zaman: adab kepada guru.

Bagi santri, menghormati guru bukan sekadar tradisi, melainkan fondasi ilmu yang membawa keberkahan.

Menariknya, sejumlah penelitian kini membuktikan bahwa nilai-nilai adab tersebut berpengaruh nyata terhadap kualitas belajar dan keseimbangan mental.

Pesantren: Pusat Peradaban Ilmu dan Karakter

Hubungan antara santri dan guru dalam tradisi pesantren Indonesia bukan sekadar relasi akademik, melainkan hubungan spiritual dan kultural.

Dari sinilah tumbuh tradisi intelektual yang menyeimbangkan ilmu dan akhlak, serta melahirkan banyak tokoh besar dalam sejarah bangsa.

Banyak sistem pendidikan kontemporer seperti pendidikan karakter, sistem asrama, hingga pembentukan kepemimpinan berbasis moral sesungguhnya berakar dari nilai-nilai pesantren.

Lebih dari sekadar lembaga agama, pesantren juga berperan sebagai pusat peradaban budaya dan wadah perjuangan kemerdekaan yang membentuk arah berpikir generasi Indonesia.

Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu (1475), Tebuireng (1899), Lirboyo (1910) dan Gontor (1926) hanyalah beberapa contoh diantara banyaknya lembaga pendidikan tersebut yang telah membentuk wajah keilmuan Nusantara.

Nilai-Nilai Pesantren dan Bukti Ilmiah

Dalam literatur klasik Islam, KH. Hasyim Asy’ari melalui karyanya Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim menegaskan bahwa ilmu hanya akan bermanfaat bila disertai akhlak terhadap guru. Santri diajarkan untuk mendahulukan penghormatan sebelum pencarian pengetahuan.

Menariknya, prinsip spiritual ini sejalan dengan temuan ilmiah modern.

Penelitian dari University of Cambridge tahun 2020 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki hubungan penuh rasa hormat terhadap pengajar mengalami peningkatan retensi memori hingga 23% lebih tinggi dibanding mereka yang belajar tanpa kedekatan emosional.

Temuan lain dari Harvard Graduate School of Education pada 2021 memperkuat hasil tersebut dengan menunjukkan bahwa penghormatan kepada guru dapat menurunkan stres belajar hingga 30%, meningkatkan fokus, dan memperkuat empati sosial.

Fakta-fakta tersebut membuktikan bahwa adab santri kepada guru bukan hanya warisan religius, melainkan juga kontribusi budaya Indonesia terhadap perkembangan ilmu pendidikan global.

Pesantren telah lama memahami bahwa kecerdasan spiritual dan emosional merupakan kunci keberhasilan belajar, sesuatu belum lama 'disadari' oleh dunia akademik modern.

Dalam dunia yang serba cepat dan digital, pesantren justru menyimpan rahasia lama yang kini terbukti ilmiah: bahwa ilmu tumbuh bukan hanya dari kecerdasan, tetapi juga dari ketulusan dan rasa hormat.

Di antara sujud santri dan doa sang guru, tersimpan sains yang tak tertulis, bahwa pengetahuan sejati selalu lahir dari hati yang berada. (*)

Pewarta : Mutakim
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Fak Fak just now

Welcome to TIMES Fak Fak

TIMES Fak Fak is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.